Friday, 23 August 2019

Pengertian, macam-macam, Dan Cara Mensucikan Najis


Pengertian Najis
Najis menurut istilah fiqh adalah sesuatu yang dianggap kotor yang menjadikan ibadah shalat tidak sah. Suci dari najis merupakan salah satu di antara syarat mengerjakan shalat.

Macam-Macam Najis
Menurut penjelasan Syaikh Salim bin Sumair al-Hadlrami dalam kitabnya safinatun naja, najis dikelompokkan menjadi tiga jenis.

فصل النجاسات ثلاث: مغلظة ومخففة ومتوسطة المغلظة نجاسة الكلب والخنزير وفرع احدهما والمخففة بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين والمتوسطة سائر النجاسات

“(Pasal) najis ada tiga, yaitu : najis mughallazhah, mukhaffafah, dan mutawassithah. Najis mughallazhah yaitu najisnya anjing, babi, dan peranakannya. Najis mukhaffafah yaitu kencingnya anak kecil yang belum makan selain air susu ibunya. Sedangkan mutawassithah yaitu najis-najis selain najis yang telah disebutkan”.


Sebelum kita ke cara mensucikan najis-najis tersebut, alangkah baiknya jika kita mengetahui istilah di bawah ini agar lebih mempermudah nantinya.

Najis secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu najis ‘ainiyyah dan hukmiyyah. Najis ‘ainiyyah merupakan najis yang masih memiliki bau, rasa, ataupun warna, dalam artian wujud najisnya masih ada. Sedangkan najis hukmiyyah tidak memiliki bau, rasa, dan warna, dalam artian wujudnya telah hilang.

Cara Menghilangkan (Mensucikan) Najis
Dalam mensucikan ketiga jenis najis di atas, masing-masing memiliki cara tersendiri. Hal ini dikarenakan berat atau ringannya najis tersebut.

a.      Najis mughallazhah dengan cara membasuhnya tujuh kali yang di salah satu basuhan tersebut menggunakan debu. Namun sebelumnya harus dihilangkan dulu najis ‘ainiyyah-nya, yakni bau, rasa, dan warnanya. Dan baru kemudian dibasuh tujuh kali yang salah satunya menggunakan debu.
b.     Najis mukhaffafah (air kencing anak kecil) dengan cara memercikkan air ke tempat najis hingga merata dan tidak disyaratkan airnya mengalir. Dan setelah itu diperas atau ditunggu sampai kering.
c.      Najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara menghilangkan najis ‘ainiyyah-nya terlebih dalu. Setelah bau, rasa, dan warnanya hilang baru kemudian dibasuh dengan air suci mensucikan dan disyaratkan airnya harus mengalir.

Semoga bermanfaat… wallahu a’lam bish-showab