Sejarah diwajibkannya shalat
Shalat lima waktu atau yang disebut
shalat fardlu ini mulai diwajibkan kepada umat islam sewaktu beliau nabi
Muhammad SAW masih di Makkah, setengah tahun sebelum hijrah ke Madinah. Tepatnya
di malam isra’ mi’raj, seperti yang dijelaskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya :
فلما كان ليلة الإسراء قبل
الهجرة بسنة ونصف ، فرض الله على رسوله صلى الله عليه وسلم الصلوات الخمس ، وفصل
شروطها وأركانها وما يتعلق بها بعد ذلك ، شيئا فشيئا
“Pada malam isra’ mi’raj,
tepatnya satu setengah tahun sebelum hijrah, Allah mewajibkan sholat lima waktu
kepada Rasulullah SAW. Kemudian Allah merangkan syarat-syarat,
rukun-rukun, serta hal-hal yang berkaitan dengan sholat setelah itu secara
berangsur-angsur”.
Baca juga : Definisi waktu shalat fardlu
Baca juga : Definisi waktu shalat fardlu
Memang shalat merupakan ibadah
yang sebelumnya dikerjakan oleh nabi-nabi sebelum nabi Muhammad SAW. dimasa
beliaulah semua gerakan, ucapan ataupun doa terkumpul dan shalat inilah yang
paling lengkap dibanding shalat nabi-nabi yang lain.
Fakta dalam sejarah memang
menjelaskan bahwa nabi-nabi sebelumnya telah lebih dahulu melaksanakan shalat,
seperti yang dijelaskan Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi :
وكان عليه السلام قبل مشروعية الصلاة يصلي ركعتين صباحا ومثليهما مساء كما
كان يفعل إبراهيم عليه السلام
“Sebelum pensyariatan shalat, nabi terdahulu melakukan shalat
masing-masing dua rakaat di pagi dan sore hari sebagaimana yang dilakukan oleh
Nabi Ibrahim ‘alaihissalâm.” (lihat Syaikh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi,
fiqh sirah Nabawiyyah, Dar al-fikr 1426 H, hal. 109)
Hal ini juga didukung oleh beberapa ayat dalam Al-Qur’an seperti dalam
Surat Maryam ayat 55 yang menggambarkan tentang shalatnya Nabi Ismail ‘alaihissalâm:
وَكَانَ يَأْمُرُ
أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا
“Dan dia (Ismail) menyuruh keluarganya untuk mengerjakan shalat dan
zakat, dan ia adalah seseorang yang diridloi disisi tuhan-nya”