Sunday, 9 February 2020

Sullam Taufiq - Muqoddimah

KAJIAN 1 Kitab Sullamut Taufiq

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه والتابعين أما بعد

فهذا جزء لطيف يسره الله تعالى فيما يجب تعلمه وتعليمه والعمل به للخاص والعام والواجب ما وعد الله فاعله بالثواب وتوعد تاركه بالعقاب.
وسميته سلم التوفيق إلى محبة الله على التحقيق، أسأل الله الكريم أن يجعل ذلك منه وله وفيه وإليه، وموجبا للقرب والزلفى لديه وأن يوفق من وقف عليه للعمل بمقتضاه ثم الترقي بالتودد بالنوافل ليحوز حبه وولاه.
___________________

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,

Segala puji bagi Allah tuhan seluruh alam.
Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah semata, yang tiada sekutu baginya.
Dan saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.
Semoga shalawat serta salam selalu tercurahkan kepadanya, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya.

(Kitab) Ini merupakan bagian kecil -semoga Allah mempermudahnya- pada permasalahan yang wajib untuk dipelajari, diajarkan, dan diamalkan bagi orang khusus (alim) dan orang awam. Yang dinamakan wajib adalah sesuatu yang Allah janjikan pahala bagi yang mengerjakannya dan mengancam dengan siksa bagi yang meninggalkan.

Saya namakan kitab ini SULLAM AT TAUFIQ ILA MAHABBATILLAH ALA AT TAHQIQ (Tangga pertolongan untuk mencintai Allah secara nyata senyatanya), Saya memohon pada Allah yang mulia agar menjadikan kitab tersebut (ditulis) sebab Allah, ikhlas karena-Nya, dalam rangka mencintai-Nya, sampai kepada-Nya (diterima), dan menjadikan sebab dekat di samping-Nya.
Dan semoga Allah memberi pertolongan pada orang yang mau menelaah dengan tujuan mengamalkan isinya (yang wajib), kemudian naik tingkatan dengan suka mengamalkan yang sunah-sunah agar memperoleh cinta dan pertolongan-Nya.

[SULLAMUT TAUFIQ MUQADDIMAH]

Saturday, 7 September 2019

Amalan pelunas hutang

Hidup di dunia ini memanglah berliku-liku. Termasuk juga dalam masalah ekonomi seseorang. Kita tidak tau nasib kitab ke depannya. Kadang ketika kita sudah berhati-hati, masih ada aja kejadian yang memaksa kita untuk meminjam uang (berhutang) dari saudara ataupun teman. Semisal kita atau orang tua sakit, kecelakaan yang membuat kita dituntut bayar denda, biaya pendidikan yang sudah tidak bisa ditawar, dan sejenisnya.

Kita memang lebih baik menghidari perhutangan pada orang lain, hal inilah yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW kepada kita. Apalagi jika sampai hutang sudah menjadi kebiasaan kita. Na'udzu billah. Namun bila keadaan sudah menuntut, mau apalagi?

Oleh karena itu banyak sekali amalan yang diberikan Rasulullah ataupun ulama dalam hal melunasi hutang dan melapangkan rizki. Seperti yang disebutkan dalam kitab al-Qirthas oleh Al Habib Ali bin Husein Al 'Atthos yang merupakan ulama terkenal ditanah Betawi dalam satu riwayat sebagai berikut:

يروي ان من صلي ركعتين قبل طلوع الفجر‘يقراء في كل ركعۃ الفاتحۃ وايۃ الكرسي ثلاث مرات والكافرون مرۃ والاخلاص ۱۱ مرۃ
ثم يقول بعد الفراغ : سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم استغفرالله ۱۰۰ مرۃ‘
قضي الله دينه ووسع عليه رزقه.

Barang siapa yang shalat dua raka'at sebelum terbitnya Fajar. Dan dalam setiap rakaattnya ia membaca :

1) Al-Fatihah
2) Ayat Kursi 3x
3) Surat Al-Kafirun 1x
4) Surat Al-Ikhlas 11x

Kemudian setelah selesai shalat ia membaca:

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ أَسْتَغْفِرُ الله

 Sebanyak 100×

Maka Allah akan melunasi hutangnya dan melapangkan rizkinya.

Semoga kita yang masih punya hutang segera dilunasi Allah SWT dan semoga kita semua dilapangkan rizkinya. Amiin...

Nostalgia sahabat nabi

Sahabat merupakan orang yang hidup di zaman Rasulullah dan ia beriman terhadapnya. Karena itu banyak dari sahabat nabi yang dulunya musyrik kemudian beriman, seperti : Sayyidina Umar bin Khathab, Khalid bin Walid, dan lain sebagainya.

Dulu para sahabat sering kumpul-kumpul dengan Rasulullah SAW, mereka mengingat-ingat (nostalgia) tentang zaman jahiliyah dulu sebelum mereka masuk islam. Kisah-kisah yang diceritakan inipun kadang membuat Rasulullah tersenyum.

Seperti yang diceritakan oleh Sayyidina Umar bin Khathab RA, bahwa ia dulu memiliki sesembahan berhala yang terbuat dari tamr (kurma). Suatu saat Sayyidina Umar lapar, lalu ia berdoa memohon pada berhala tersebut agar diberi makanan karena ia benar-benar lapar.

Karena saking laparnya dan tidak tahan lagi, pada suatu malam gelap yang amat dingin ia mendatangi berhalanya dan berkata "jika kamu tidak memberiku makanan, maka kamu yang akan saya makan".

Walhasil karena memang berhala tidak memiliki kekuatan apa-apa, dan tidak mampu memberikan makanan, akhirnya Sayyidina Umar benar-benar memakan dan menghabiskan berhala yang terbuat dari kurma tersebut.

Karena berhalanya tidak pernah terlihat, akhirnya ada yang tanya padanya "di mana berhalamu wahai Umar bin Khathab?". Beliau dengan percaya diri menjawab "karena kecintaanku pada berhala itu, makanya aku letakkan ia di dalam perutku". Padahal karena kelaparan.

Ada juga kisah seorang sahabat yang juga memiliki berhala yang senantiasa ia sembah. Suatu hari ia mendatanginya, namun dikagetkan oleh seekor serigala yang berada di atas kepala. Anehnya serigala tersebut kencing tepat di atas berhala.

Kemudian ia berkata dalam bentuk sya'ir:

"Apakah tuhan itu yang kepalanya dikencingi serigala?, sungguhlah hina sesuatu yang dikencingi serigala". Lalu saya mendatangi nabi dan masuk islam.
(Kisah diambil dari kitab al-Fawaid asy-Syathiriyyah)




Friday, 6 September 2019

Biografi Singkat Imam Syafi'i


Imam Syafi’i merupakan salah satu imam madzhab empat, Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, yang lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M). Ia berasal dari keturunan bangsawan Quraisy dan masih mempunyai garis keturunan nasab yang sambung dengan  rasulullah SAW. dari jalur ayahnya yaitu Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi' bin Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muthalib. Nama terakhir adalah kakek dari Rasulullah. Dan ibunya bernama Fatimah binti Ubadillah keturunan Ali bin Abi Thalib RA dari jalur Sayyidina Husein RA.

Semasa masih dalam kandungan, kedua orang tuanya hijrah dari Mekkah menuju Palestina. Namun setibanya di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke Allah SWT. Kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan serba kekurangan. Pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya kembali ke Mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i mendapat pengasuhan dari ibu dan keluarganya secara lebih intensif.

Kehidupan Imam Syafi’i
semenjak dari kecil beliau telah menampakkan kecerdasannya, terbukti ketika baru berusia 9 tahun, ia telah hafal 30 juz al-Qur’an dengan lancar. Bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al Muwatha’ karangan imam malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan juga dihafalnya di luar kepala, sungguh hal yang sangat luar biasa. Selain itu, Imam Syafi’i juga menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun badui Bani Hundail selama beberapa tahun, kemudian setelah itu beliau kembali lagi ke Mekkah dan belajar fiqh dari ulama besar yang juga merupakan mufti kota Mekkah pada saat itu yaitu Imam Muslim bin Khalid Azzanni.

Dengan kecerdasannya inilah membuat dirinya yang masih berusia sangat muda (15 tahun) telah duduk di kursi mufti kota Mekkah, akan tetapi Imam Syafi’i masih merasa belum puas terhadap apa yang didapatnya, sehingga ia melanjutkan untuk terus, sehingga tidak;ah mengherankan bila guru Imam Syafi’i begitu banyak jumlahnya.

Kontribusi Imam Syafi’i
Meskipun Imam Syafi’i menguasai hampir seluruh disiplin ilmu yang ada pada saat itu, namun beliau lebih dikenal sebagai seorang ahli hadits dan hukum karena inti pemikirannya terfokus pada dua cabang ilmu tersebut. Pembelaannya yang besar terhadap sunnah Nabi pun luar biasa, sehingga beliau digelari sebagai Nashiru Sunnah (Pembela Sunnah Nabi). Dalam pandangannya, kedudukan sunnah nabi (hadits) setara dengan al-Qur’an, karena pada hakekatnya apa yang ditetapkan Rasulullah pada haditsnya semua itu bersumber pada al-Qur’an. selain kedua sumber hukum tersebut (al-Qur’an dan hadits), beliau dalam menggali hukum juga menggunakan ijma’ (kesepakatan ulama), qiyas (menyamakan hukum).

Berkaitan dengan permasalahn bid’ah, Imam Syafi’i berpendapat bahwa bid’ah itu terbagi menjadi dua macam, yaitu bid’ah terpuji dan sesat. Tidak harus bid’ah itu selamanya sesat. Hal ini apabila ada hal baru (bid’ah) namun tetap dengan prinsip Al Quran dan Sunnah, maka bisa dikatakan sebagai bid’ah mahmudah (terpuji).

Kitab-kitab Karya Imam Syafi`i.
  1. Al-Risalah al-Qadimah (kitab al-Hujjah).
  2. Al-Risalah al-Jadidah.
  3. Kitab al-Umm
  4. Ikhtilaf al-Hadits.
  5. Fadha`il al-Quraisy
  6. Ibthal al-Istihsan.
  7. Sifat al-Amr wa al-Nahyi
  8. Bayadh al-Fardh.
  9. Ahkam al-Qur`an
  10. Ikhtilaf al-Malik wa al-Syafi`i.
  11. Ikhtilaf al- Iraqiyin.
  12. Ikhtilaf Muhammad bin Husain.
  13. Kitab al-Sunan
Sang Imam wafat di Mesir pada malam Jum`at sesudah shalat Maghrib, yaitu pada hari terakhir di bulan Rajab. Beliau di makamkan pada Hari Jum`at pada tahun 204 H. bertepatan tahun 819/820 M. makamnya berada di kota Kairo, di dekat masjid Yazar.

Sunday, 1 September 2019

Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah | Pembukaan & Pentingnya Niat Ketika Belajar



بسم الله الرحمن الرحيم
قال الشيخ الإمام العالم العلامة حجة الإسلام وبركة الأنام أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي الطوسي قدس الله روحه ونور ضريحه : الحمد لله حق حمده والصلاة والسلام على خير خلقه محمد رسوله وعبده وعلى آله وصحبه من بعده

Syaikh al-Alim al-Allamah Hujatul Islam Barakatul Anam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali ath-Thusisemoga Allah menyucikan ruhnya dan menerangi makamnya- berkata : Segala puji bagi Allah dengan hakikatnya pujian. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada makhluk yang paling baik yaitu Muhammad yang menjadi rasul dan hambanya. Dan semoga juga tercurahkan kepada keluarga serta sahabat setelahnya.

أما بعد فاعلم أيها الحريص المقبل على اقتباس العلم المظهر من نفسه صدق الرغبة وفرط التعطس إليه أنك إن كنت تقصد بطلب العلم المنافسة والمباهاة والتقدم على الأقران واستمالة وجوه الناس إليك وجمع حطام الدنيا فأنت ساع في هدم دينك وإهلاك نفسك وبيع آخرتك بدنياك فصفقتك خاسرة وتجارتك بائرة ومعلمك معين لك على عصيانك وشريك لك في خسرانك وهو كبائع سيف من قاطع طريق كما قال صلى الله عليه وسلم "من أعان على معصية ولو بشطر كلمة كان شريك له فيها" . وإن كانت نيتك وقصدك بينك وبين الله تعالى من طلب العلم الهداية دون مجرد الرواية فابشر فإن الملائكة تبسط لك أجنحتها إذا مشيت وحيتان البحر تستغفر لك إذا سعيت ولكن ينبغي لك أن تعلم قبل كل شيئ أن الهداية التي هي ثمرة العلم لها بداية ونهاية وظاهر وباطن ولا وصول إلى نهايتها إلا بعد إحكام بدايتها ولا غثور على باطنها إلا بعد الوقوف على ظاهرها

Setelah itu (bacaan basmalah, shalawat, dan salam), wahai orang yang mempunyai keinginan kuat, yang menghadap untuk mencari ilmu, yang memperlihatkan kesungguhan cinta dan kerinduannya yang sangat terhadap ilmu, ketahuilah bahwa :

Ø  Jika tujuanmu mencari ilmu untuk persaingan, kesombongan, mendahului teman-teman, supaya orang-orang memperhatikanmu, dan untuk mengumpulkan harta dunia, maka kamu sedang berusaha merusak agamamu, menghancurkan dirimu sendiri, dan menjual akhirat dengan duniamu. Sehingga akadmu (perjanjian) rugi, perdaganganmu hancur, dan gurumu menolongmu untuk berbuat maksiat dan juga sama dalam kerugianmu. Gurumu seperti halnya penjual pisau kepada begal (penyamun). Seperti yang disabdakan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam “Barangsiapa menolong dalam kemaksiatan walau dengan setengah kata, maka ia sama dalam kemaksiatan tersebut”.

Ø  Dan jika niat dan tujuan antaramu dan Allah adalah memperoleh hidayah tidak murni sekedar meriwayatkan ilmu, maka berbahagialah karena malaikat membentangkan sayapnya untukmu ketika kamu berjalan. Dan ikan-ikan di laut memintakan ampunan bagimu ketika kamu pergi (pada orang alim). 

Akan tetapi sepantasnya sebelum itu kamu harus mengetahui bahwa hidayah (petunjuk) yang merupakan buah dari ilmu itu memiliki permulaan dan akhir, luar dan dalam. Tidak akan sampai pada bagian akhir sebelum menetapi permulaan dan tidak akan mengetahui bagian dalamnya sebelum menyaksikan bagian luar.

Saturday, 31 August 2019

Terjemah matan bina' wal asas | 12 Bab fi'il tsulatsi mazid

 
واثنا عشر بابا منها لما زاد على الثلاثي وهو ثلاثة أنواع :
النوع الأول : وهو ما زيد فيه حرف واحد على الثلاثي ، وهو ثلاثة أبواب :
 
الباب الأول :
(أَفْعَلَ يُفْعِلُ إِفْعَالًا) :
موزونه : أَكْرَمَ يُكْرِمُ إِكْرَامًا ، وعلامته : أن يكون ماضيه على أربعة أحرف بزيادة الهمزة في أوله ، وبناؤه : للتعدية غالبا وقد يكون لازما ، مثال المتعدي نحو : (أَكْرَمَ زَيْدٌ عَمْرًا) ، ومثال اللازم نحو : (أَصْبَحَ الرَّجُلُ) .
 
Dan yang dua belas dari 35 bab tersebut berada pada fi’il tsulatsi mazid (terdiri dari tiga huruf asli dan ada tambahannya), yaitu ada tiga jenis:
Jenis pertama yaitu fi’il tsulatsi yang diberi satu huruf tambahan, yaitu ada tiga bab:
 
Bab Pertama
(Af’ala yuf’ilu if’alan):
Mauzun-nya: akrama yukrimu ikraman, tandanya: berupa fi’il madli-nya terdiri dari empat huruf dengan ketambahan hamzah dipermulaannya, bina’-nya: secara umum berfaidah ta’diyyah dan terkadang lazim, contoh yang muta’addi seperti : أَكْرَمَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaid memuliakan ‘Amr), yang lazim seperti: أَصْبَحَ الرَّجُل (seorang laki-laki di pagi hari).
الباب الثاني :
(فَعَّلَ يُفَعِّلُ تَفْعِيْلًا) :
موزونه : فَرَّحَ يُفَرِّحُ تَفْرِيْحًا ، وعلامته : أن يكون ماضيه على أربعة أحرف بزيادة حرف واحد بين الفاء والعين من جنس عين فعله ، وبناؤه : للتكثير غالبا ، وهو قد يكون في الفعل نحو : (طَوَّفَ زَيْدٌ الْكَعْبَةَ) ، وقد يكون في الفاعل نحو : (مَوَّتَ الْإِبِلُ) ، وقد يكون في المفعول نحو : (غَلَّقَ زَيْدٌ الْأَبْوَابَ) .
Bab Kedua
(Fa’’ala yufa’’ilu taf’ilan):
Mauzun-nya: farraha yafarrihu tafriihan, tandanya: berupa fi’il madli-nya terdiri dari empat huruf dengan ketambahan satu huruf yang sejenis dengan ‘ain fi’il-nya yang berada di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il, bina’-nya : secara umum berfaidah taktsir (memperbanyak) , faidah tersebut terkadang berada pada fi’il seperti : طَوَّفَ زَيْدٌ الْكَعْبَةَ  (Zaid banyak mengelilingi ka’bah), terkadang berada pada fa’il (subyek) seperti : مَوَّتَ الْإِبِلُ (unta banyak yang mati), dan terkadang juga berada pada maf’ul (obyek) seperti : غَلَّقَ زَيْدٌ الْأَبْوَابَ (Zaid mengunci banyak pintu).
الباب الثالث :
(فَاعَلَ يُفَاعِلُ مُفَاعَلَةً وَفِعَالًا وَفِيْعَالًا) :
موزونه : قَاتَلَ يُقَاتِلُ مُقَاتَلَةً وَقِتَالًا وَقِيْتَالًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على أربعة أحرف بزيادة الألف بين الفاء والعين ، وبناؤه : للمشاركة بين الإثنين غالبا وقد يكون للواحد ، مثال المشاركة بين الإثنين نحو : (قَاتَلَ زَيْدٌ عَمْرًا) ، ومثال الواحد نحو : (قَاتَلَهُمُ اللَّهُ) .
Bab Ketiga
(Faa’ala yufaa’ilu mufaa’alatan wa fi’aalan wa fii’aalan):
Mauzun-nya : qaatala yuqaatilu muqaatalatan wa qitaalan wa qiitaalan, tandanya: berupa fi’il madli-nya terdiri dari empat huruf dengan ketambahan alif di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il, bina’-nya secara umum berfaidah musyarakah bainal itsnain (kesamaan pekerjaan antara dua orang pelaku) dan terkadang hanya untuk satu pelaku, contoh yang musyarakah bainal itsnain seperti : قَاتَلَ زَيْدٌ عَمْرًا (Zaid dan ‘Amr saling membunuh), sedangkan yang satu pelaku seperti : قَاتَلَهُمُ اللَّهُ (Allah membunuh mereka).
النوع الثاني : وهو ما زيد فيه حرفان على الثلاثي المجرد ، وهو خمسة أبواب :
Jenis kedua yaitu fi’il tsulatsi mujarrad yang diberi dua huruf tambahan, yaitu ada lima bab :
الباب الأول :
(انْفَعَلَ يَنْفَعِلُ انْفِعَالًا) :
موزونه : انْكَسَرَ يَنْكَسِرُ انْكِسَارًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة والنون في أوله ، وبناؤه : للمطاوعة ، ومعنى المطاوعة : حصول أثر الشيئ عن تعلق الفعل المتعدي بمفعوله نحو : (كَسَرْتُ الزُّجَاجَ فَانْكَسَرَ ذَلِكَ الزُّجَاجُ) ، فإن انكسار الزجاج أثر حصل عن تعلق الكسر الذي هو الفعل المتعدي .
Bab Pertama
(Infa’ala yanfa’ilu infi’alan) :
Mauzun-nya : inkasara yankasiru inkisaran, tandanya : berupa fi’il madli-nya yang terdiri dari lima huruf dengan ketambahan hamzah dan nun di permulaannya, bina’-nya : berfaidah muthawa’ah, pengertian muthawa’ah yaitu : timbulnya akibat dari sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan yang membutuhkan obyek seperti : كَسَرْتُ الزُّجَاجَ فَانْكَسَرَ ذَلِكَ الزُّجَاجُ (saya memecahkan kaca, sehingga kaca tersebut menjadi pecah), maka pecahnya kaca tersebut merupakan akibat yang timbul dari pekerjaan memecah, yang memecah merupakan suatu kata kerja yang membutuhkan obyek).
(اِفْتَعَلَ يَفْتَعِلُ اِفْتِعَالًا):
موزونه : اِجْتَمَعَ يَجْتَمِعُ اِجْتِمَاعًا ، وعلامته : أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والتاء بين الفاء والعين ، وبناؤه : للمطاوعة أيضا نحو : (جَمَعْتُ الْإِبِلَ فَاجْتَمَعَ ذَلِكَ الْإِبِلُ) .
Bab kedua
(Ifta’ala yafta’ilu ifti’alan) :
Mauzun-nya : ijtama’a yajtami’u ijtima’an , tandanya : berupa fi’il madli-nya terdiri dari lima huruf dengan ketambahan hamzah di permulaannya dan ta’ di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il , bina’-nya : juga berfaidah muthawa’ah , seperti : جَمَعْتُ الْإِبِلَ فَاجْتَمَعَ ذَلِكَ الْإِبِلُ (saya mengumpulkan unta, sehingga unta tersebut menjadi terkumpul).
(اِفْعَلَّ يَفْعَلُّ اِفْعِلَالًا):
موزونه : اِحْمَرَّ يَحْمَرُّ اِحْمِرَارًا ، وعلامته : أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة في أوله وحرف أخر من جنس لام فعله في أخره ، وبناؤه : لمبالغة اللازم ، وقيل : للألوان والعيوب ، مثال الألوان نحو : (اِحْمَرَّ زَيْدٌ) ، ومثال العيوب نحو : (اِعْوَرَّ زَيْدٌ) .
Bab Ketiga
(If’alla yaf’allu if’ilaalan) :
Mauzun-nya : ihmarra yahmarru ihmraaran, tandanya : berupa fi’il madli-nya terdiri dari lima huruf dengan ketambahan hamzah di permulaannya dan satu huruf lain dari jenis lam fi’il-nya di akhirannya, bina’-nya : berfaidah mubalaghah a-lazim (mempersangat fi’il lazim), menurut pendapat lain : untuk arti macam-macam warna dan aib (cacat), contoh yang warna seperti : اِحْمَرَّ زَيْدٌ (Zaid merah), sedangkan yang cacat seperti : اِعْوَرَّ زَيْدٌ (Zaid buta sebelah matanya).

(تَفَعَّلَ يَتَفّعَّلُ تَفَعُّلًا):
موزونه : تَكَلَّمَ يَتَكَلَّمُ تَكَلُّمًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة التاء في أوله وحرف أخر من جنس عين فعله بين الفاء والعين ، وبناؤه : للتكلف ، ومعنى التكلف : تحصيل المطلوب شيئا بعد شيئ نحو : (تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ مَسْأَلَةً بَعْدَ مَسْأَلَةٍ)
Bab Ke-empat
(Tafa’’ala yatafa’’alu tafa’’ulan) :
Mauzun-nya : takallama yatakallamu takalluman, tandanya berupa fi’il madli-nya terdiri dari lima huruf dengan ketambahan ta’ di permulaannya dan satu huruf lain dari jenis ‘ain fi’il-nya di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il, bina’-nya : berfaidah takalluf, pengertian takalluf yaitu : mencapai sesuatu yang dicari sedikit demi sedikit, seperti : تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ مَسْأَلَةً بَعْدَ مَسْأَلَةٍ (saya belajar ilmu, masalah demi masalah).
الباب الخامس
(تَفَاعَلَ يَتَفَاعَلُ تَفَاعُلًا) :
موزونه : تَبَاعَدَ يَتَبَاعَدُ تَبَاعُدًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة التاء في أوله والألف بين الفاء والعين ، وبناؤه : للمشاركة بين الإثنين فصاعدا، مثال المشاركة بين الإثنين نحو : (تَبَاعَدَ زَيْدٌ عَنْ عَمْرٍو) ، ومثال المشاركة بين الإثنين فصاعدا نحو : (تَصَالَحَ قَوْمٌ) .
Bab Kelima
(Tafaa’ala yatafaa’alu tafaa’ulan) :
Mauzun-nya : tabaa’ada yatabaa’adu tabaa’udan , tandanya : berupa fi’il madli-nya terdiri dari lima huruf dengan ketambahan ta’ di permulaannya dan alif di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’il, bina’-nya : berfaidah musyarakah baina al-itsnain (pekerjaan yang sama-sama dikerjakan oleh dua orang) dan lebih, contoh yang dua orang seperti : تَبَاعَدَ زَيْدٌ عَنْ عَمْرٍو (Zaid menjauh dari ‘Amr), sedangkan yang lebih dari dua orang seperti : تَصَالَحَ قَوْمٌ  (suatu kaum telah berdamai).
النوع الثالث : وهو ما زيد فيه ثلاثة أحرف على الثلاثي وهو أربعة أبواب :
Jenis ketiga yaitu fi’il tsulatsi yang diberi tiga huruf tambahan, yaitu ada empat bab :
(اِسْتَفْعَلَ يَسْتَفْعِلُ اِسْتِفْعَالًا):
موزونه : اِسْتَخْرَجَ يَسْتَخْرِجُ اِسْتِخْرَاجًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة والسين والتاء في أوله ، وبناؤه : للتعدية غالبا وقد يكون لازما ، مثال المتعدي نحو : (اِسْتَخْرَجَ زَيْدٌ الْمَالَ) ، ومثال اللازم نحو : (اِسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ) ، وقيل لطلب الفعل نحو : (أَسْتَغْفِرُ اللهَ) أي : أطلب المغفرة من الله تعالى .
Bab Pertama
(Istaf’ala yastaf’ilu istif’aalan) :
Mauzun-nya : istakhraja yastakhriju istikhrajan, tandanya: berupa fi’il madli-nya terdiri dari enam huruf dengan ketambahan hamzah, sin, dan ta’ pada permulaannya, bina’-nya : secara umum berfaidah ta’diyyah dan terkadang lazim, contoh yang berfaidah ta’diyyah seperti : اِسْتَخْرَجَ زَيْدٌ الْمَالَ (Zaid mengeluarkan harta), sedangkan yang lazim seperti : اِسْتَحْجَرَ الطِّيْنُ (tanah telah menjadi batu), menurut pendapat lain bisa berfaidah thalab al-fi’li (meminta suatu pekerjaan) seperti : أَسْتَغْفِرُ الله , yakni saya meminta pengampunan dari Allah ta’ala.

الباب الثاني
(اِفْعَوْعَلَ يَفْعَوْعِلُ اِفْعِيْعَالًا):
موزونه : اِعْشَوْشَبَ يَعْشَوْشِبُ اِعْشِيْشَابًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله وحرف أخر من جنس عين فعله والواو بين العين واللام ، وبناؤه : لمبالغة اللازم ، لأنه يقال : (عَشُبَ الْأَرْضُ) إذا نبت على وجه الأرض في الجملة ، ويقال : (اِعْشَوْشَبَ الْأَرْضُ) إذا كثر نبات وجه الأرض .
Bab Kedua
(If’au’ala yaf’au’ilu if’ii’aalan) :
Mauzun-nya : i’syausyaba ya’syausyibu i’syiisyaaban , tandanya : berupa fi’il madli-nya terdiri dari enam huruf dengan ketambahan hamzah di permulaannya, satu huruf lain dari ‘ain fi’il-nya, dan wawu di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, bina’-nya : berfaidah mubalaghah al-lazim (mempersangat arti dari fi’il lazim), karena dikatakan : عَشُبَ الْأَرْضُ (tanah lebat) ketika ada tumbuhan di permukaan tanah secara wajar, dan dikatakan : اِعْشَوْشَبَ الْأَرْضُ (tanah sangat lebat) ketika banyak tumbuhan di permukaan tanah.
الباب الثالث
(اِفْعَوَّلَ يَفْعَوِّلُ اِفْعِوَّالًا):
موزونه : اِجْلَوَّذَ يَجْلَوِّذُ اِجْلِوَّاذًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والواوين بين العين اللام ، وبناؤه : أيضا لمبالغة اللازم ، لأنه يقال : (جَلَذَ الْإِبِلُ) إذا سار سيرا بسرعة ، ويقال : (اِجْلَوَّذَ الْإِبِلُ) إذا سار سيرا بزيادة سرعة .
Bab Ketiga
(if’awwala yaf’awwilu if’iwwaalan) :
Mauzun-nya : ijlawwadza yajlawwidzu ijliwwaadzan , tandanya : berupa fi’il madli-nya yang terdiri dari enam huruf dengan ketambahan hamzah di permulaannya dan dua wawu di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il , bina’-nya : juga berfaidah mubalaghah al-lazim , karena dikatakan : جَلَذَ الْإِبِلُ (unta berlari) ketika ia berjalan dengan cepat, dan dikatakan : اِجْلَوَّذَ الْإِبِلُ (unta berlari dengan cepat) ketika ia berlari dengan menambah kecepatannya.
الباب الرابع
(اِفْعَالَّ يَفْعَالُّ اِفْعِيْلَالًا):
موزونه : اِحْمَارَّ يَحْمَارُّ اِحْمِيْرَارًا، وعلامته : أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والألف بين العين واللام وحرف أخر من جنس لام فعله في أخره، وبناؤه : لمبالغة اللازم ، لكن هذا الباب أبلغ من باب الإفعلال ، لأنه يقال : (حَمِرَ زَيْدٌ) إذا كان له حمرة في الجملة ، ويقال : (اِحْمَرَّ زَيْدٌ) إذا كان له حمرة مبالغة ، ويقال : (اِحْمَارَّ زَيْدٌ) إذا كان له حمرة زيادة مبالغة .
Bab Ke-empat
(If’aalla yaf’aallu if’iilaalan) :
Mauzun-nya: ihmaarra yahmaarru ihmiiraaran , tandanya : berupa fi’il madli-nya terdiri dari enam huruf dengan ketambahan hamzah di permulaannya, alif di antara ‘ain fi’il dan lam fi’il, dan ketambahan satu huruf lain dari jenis lam fi’il-nya di akhirannya, bina’-nya : berfaidah mubalaghah al-lazim, akan tetapi bab ini artinya lebih sangat dari bab if’ilaalan , karena dikatakan : حَمِرَ زَيْدٌ (Zaid merah) ketika ia berwarna merah secara wajar, dan dikatakan : اِحْمَرَّ زَيْدٌ (Zaid sangat merah) jika ia berwarna sangat merah, dan dikatakan : اِحْمَارَّ زَيْدٌ (Zaid sangat merah sekali) ketika ia berwarna sangat merah sekali.
Wallahu a’lamu bi ash- showwab